Monday, March 26, 2012

Interaksi Sosial Dalam Teori Belajar Sosial

TEORI BELAJAR SOSIAL
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dan Stanford University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam yang alami dari lingkungan sebenarnya. menghipotesakan bahwa baik tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (Tim Pegadogig Unpad, 207: 8).
Teori belajar sosial atau disebut juga teoni observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teon belajar lainnya. Berbeda dengan penganut behaviorisme lainnya, Bandura memandang
Perilaku individu tidak semata-mata refieks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang
dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalul peniruan(imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment seorang akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Teori belajar sosial Albeft Bandura berusaha menjelaskan hal belajar dalam latar wajar. tidak seperti halnya latar laboratorium, lingkungan sekitar memberikan kesempatan yang luas kepada individu untuk memperoleh ketrampilan yang kompleks dan kemampuan melalui pengamatan terhadap tingkah laku model dan konsekuensinya (Bell Gredler, 1994: 370)
Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dan umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal. Karakteristìk fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi dan individu. Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas.
Proses perhatian sangat penting dalam pembelajaran karena tingkah lainnya yang baru (kompetensi) tidak akan diperoleh tanpa adanya perhatian pembelajar. Proses retensi sangat penting agar pengkodean simbolik tingkah laku ke dalam visual atau kode verbal dan penyimpanan dalam memori dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini rehearsal (ulangan ) memegang peranan penting.
Dirangkum dari Supri Hartanto Belajar dan Pembelajaran
jokirnas Updated at: 11:47 PM

No comments:

Post a Comment